Minggu, 23 November 2008

Keluh Kesah...

Mengeluh… satu kata yang selalu dilakukan oleh manusia di dunia. Karena memang itulah sifat dasar manusia seperti yang tercantum di dalam al Quran surat Al Ma’aarij (70) ayat 19-21 tentang tiga sifat tercela yang sering melekat pada manusia yaitu keluh kesah, frustrasi, dan kikir. Boleh siy kita mengeluh sekali-sekali, tapi kalau kita punya temen yang selalu mengeluh mengenai keadaan kehidupannya....how come?!?

Ceritanya siy, aku punya temen. Dia udah punya pekerjaan dengan gaji jauh di atas UMR. Dia bisa kerja sekaligus kuliah ekstensi S1. dengan gaji yang dia peroleh, dia mendapat amanah dalam pekerjaannya untuk bisa tetep masuk hari minggu, dimana bagi sebagian besar karyawan lain itu adalah waktu berlibur.

Suatu hari temenku itu mengeluh bahwa dia ga bisa mengikuti acara2 keluarga, reunian sekolah, dan lain2. aku heran aja, apa dulu sebelum menerima kerjaannya yang sekarang dia tidak mempertimbangkan hal ini ya. Aku pikir ini adalah konsekuensi dari pekerjaan yang dia jalani.

Kalau saja dia bisa mengikis kebiasaannya mengeluh dan melihat sisi positifnya bahwa dia sudah memiliki pekerjaan (di antara sekian banyak pengangguran di Indonesia) dan dia bisa menjalani pekerjaan sekaligus kuliah, bukan kah itu adalah hal yang patut disyukuri? Well, every cloud has silver lining. Just look at the bright side (^_^)

Aku pernah mendengar seorang narasumber berbicara di sebuah talkshow di radio. Bahwa untuk urusan duniawi, jangan kita melihat ke atas tapi coba lah lihat ke bawah. Jika dibandingkan dengan kondisi kita sekarang, mungkin kondisi kita masih jauh lebih baik daripada orang lain di sekitar kita. Tapi untuk urusan akhirat, kita sebaiknya selalu melihat ke atas. Karena dalam hal ini kita sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) seperti yang tercantum dalam Q.S. al-Baqarah: 148

“dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Sabtu, 01 November 2008

Cerita dari sebuah bis jurusan Kp.Melayu-Grogol

Suatu sore, setelah ashar, aku pulang lebih awal dari kantor. Sore itu aku berniat menjenguk ibu yang sedang dirawat di RS St. Carolus. Well, ini bukan tentang penyakit ibuku atau tentang perasaanku saat ibu sakit. Tapi ini sedikit cerita mengenai kejadian yang aku lihat selama di bis menuju Carolus.

Aku baru menyadari setelah beberapa menit duduk di bis, ada seorang laki2 bule yang juga menumpang bis 213 (Kp.Melayu-Grogol). Aku sempet heran, koq bule itu mau ya naik bis non AC. Padahal udara Jakarta itu kan panas dan lembab. Aku perhatikan, wajah bule itu mulai kemerahan. Kebayang kan kalau orang kulit putih kepanasan gimana. Plus, mulai deh keringatnya bercucuran. Trus aku jadi inget, mungkin dia seorang backpacker. Jadi, memilih transportasi yang lebih murah.

Aku terus memperhatikan apa aja yang dilakukan oleh bule itu. Ketika ada seorang anak kecil ngamen di dalam bis, bule itu mengambil foto anak kecil tersebut. Bule itu mengambil beberapa gambar anak itu. Dan ketika anak itu selesai ngamen, bule itu memberikan uang 1 lembar pecahan seribu. Dia memberikan uang itu dengan tersenyum tulus. Aku jadi seolah-olah diingatkan oleh bule itu, bahwa seringkali kita melupakan hal kecil (seperti tersenyum) saat memberikan uang ke pengamen/pengemis atau saat kita berinfak. Mudah-mudahan itu murni karena kita lupa, bukan karena kita ga ikhlas memberikan infaq sehingga kita memberikan infaq/sedekah tanpa tersenyum. (Inget kan bahwa senyum itu adalah sedekah)

Perjalanan masih agak jauh dan bule itu masih ada di bis. Ketika ada pengamen lain yang masuk ke dalam bis, hal yang sama pun dilakukan oleh bule itu. He took picture and give them money. Hmm...mungkin bule itu ga nemu yg kayak gini di negara asalnya ya...(^_^)

Minggu, 19 Oktober 2008

God's Cake

"Salah apa aku sehingga Allah menghukum aku seperti ini?", "Kenapa Allah ga pernah mengabulkan doa-ku?" Pertanyaan2 itu, yang cenderung menyalahkan Allah, sering kali terucap oleh kita.

Suatu ketika, seorang anak mendapatkan nilai jelek, ditinggal teman dekatnya, kehilangan uang jajannya, dsb. Kemudian ketika sampai dirumah, Ibu menawarkan kue untuk anak tsb. "Mau makan kue keju ga Nak?". Anak itu menjawab, "Tentu saja, kue buatan ibu adalah yang terbaik." Kalau mentega, mau ga?" lalu sang anak menjawab, "Yaiks, ga mau". "Kalau telur?" "Aduh Ibu, kan masih mentah.ga enak". Ibu nya bertanya lagi, "Kalau terigu bagaimana?" Kemudian sang anak menjawab "Ga mau".

Lalu Ibu menjelaskan. Ketika bahan-bahan tersebut, yang tidak enak kalau belum diolah, setelah diolah menjadi kue maka akan terasa enaknya. Begitu pula Allah merancang hidup manusia dengan berbagai potongan kejadian yang terkadang terasa tidak menyenangkan dan kemudian mengolahnya sehingga akan tercipta suatu hasil yang sempurna. Manusia hanya perlu berdoa dan selalu percaya bahwa segala sesuatunya akan menjadi sempurna pada waktunya. Sehingga, ga ada lagi "pernyataan/pertanyaan yang selalu menyalahkan" Sang Pencipta.

Sabtu, 27 September 2008

Last but not least

Aku kira hari terakhir masuk kantor adalah jumat 26 september. Ternyata aku dapet giliran piket "Ketupat Lebaran" hari sabtu pagi. Well, that's fine. I'll do it, since the company that i work for is an IT soluton provider. Jadi, ga bisa ditinggalkan dalam keadaan kosong gitu aja.

Enaknya kalau suasana udah liburan gini. Jalanan ga macet. Mungkin ga ya kalau jakarta kondisi lalu lintasnya selalu seperti ini saat menjelang lebaran? Wahh, jadi semangat berangkat beraktivitas tiap hari. Tapi, kemungkinan itu belum bisa terjadi sepertinya. Apalagi setelah Idul Fitri nanti akan ada banyak new comer dari kampung. Katanya siy mau mengadu nasib di jakarta. Padahal, hidup di jakarta ga seindah yang ada di sinetron.

P.S. Aku kasih judul "Last but not least" karena aku menulisnya di hari terakhir menjelang liburan. Asyik, mudik ke Bandung... Bandung, I'm coming...

Sabtu, 30 Agustus 2008

Bergaul dengan orang 'arif

Bergaul dengan orang yang ‘arif akan membawamu dari enam hal kepada enam hal lain, yaitu:
1. dari keragu-raguan kepada keyakinan
2. dari riya’ menuju keikhlasan
3. dari kelalaian menuju kesadaran (dzikir)
4. dari cinta dunia menuju cinta akhirat
5. dari kesombongan menuju tawaduk (rendah hati)
6. dari keburukan niat menuju ketulusannya”
(Madarijus Salikin, diambil dari buku Menyelami Samudra 20 Prinsip Hasan Al Banna hal.298)

Jumat, 29 Agustus 2008

Seekor Ikan yang Semakin Besar Namun Tetap Berada di Kolam Kecil,then...

Pengunduran Diri seorang Andy F. Noya


Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena ‘pecah kongsi’ dengan Surya Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan ‘power’ yang luar biasa sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita, tiba-tiba saya mengundurkan diri.

Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang beasiswa ke IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Metro TV.

Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa mengapa saya keluar dari Metro TV. ‘’Andy ibarat ikan di dalam kolam. Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih besar.’’

Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja, sejak lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisnya ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My Cheese.Bagi Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah habis.

Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya ‘dipindahkan’ oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.

Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.

Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang selama ini membuat saya sangat nyaman karena setiap hari ‘keju’ itu sudah tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti ‘lentera jiwa’ saya. Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.

Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul ‘Lentera Jiwa’ yang dinyanyikan Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan yang ingin disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak orang.

Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa ‘lentera jiwanya’ ada di ajang pertunjukkan musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.

Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin menjadi apa, ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata putus juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat mereka tidak bahagia -- adalah karena mengikuti keinginan orangtua.

Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus 2008), kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan Hubungan Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis untuk berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih menjadi koki. Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini memiliki restoran sendiri. ‘’Saya sangat bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini,’’ ujarnya. Padahal, orangtuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai dpilomat.

Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat beasiswa dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi. Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter.

Simak juga bagaimana Gde Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan. Konsultan manajemen dan penulis buku ini memilih tinggal di Bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker.

Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu gembira dalam menikmati hidup. ‘’Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya,’’ ujar Yon Koeswoyo, salah satu personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. ‘’Semua karena saya mencintai pekerjaan saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya,’’ katanya.

Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.


source: http://kickandy.com/?ar_id=MTEzOA==

Minggu, 24 Agustus 2008

Yuk Menghafal Al Quran

Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghapal Al Quran, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu`: “Orang yang tidak mempunyai hapalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh “. [HR. At Tirmizi]

Pasti semua umat muslim udah tau bahwa alquran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. Lalu, kenapa sich kita mesti repot-repot menghafal alquran? Mungkin pertanyaan itu pernah terbersit dalam hati kita. Untuk bisa menjawab pertanyaan itu kita harus tau apa sebenernya keutamaan seorang penghafal alquran.

Ada yang tau ga, berapa siy ganjaran seseorang membaca satu ayat dari alquran? Dari Abdullah bin Mas`ud berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”. Betapa besarnya ganjaran bagi orang-orang yang selalu berinteraksi dengan alquran.

Kegiatan menghafal alquran dapat merangsang otak kita untuk membuka kembali memori. Karena sebenernya kita memiliki kapasitas memori yang cukup besar tapi masih digunakan sedikit alias belum maksimal. Dengan menghafal alquran maka senantiasa membiasakan seseorang untuk berpikir positif mengenai kehidupan. Tentu aja efek ini akan berimbas pada apa yang dia lakukan dalam kehidupannya. Orang yang selalu berpikir positif akan mengeluarkan energi positif ke lingkungan dan bisa membuat dirinya semakin kreatif.

Apalagi siy keutamaan menghafal alquran...
Ketika seseorang meninggal saat dia bertemu Allah, dia sudah mempunyai bekal. Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Penghapal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan “. [HR. At Tirmizi]

Eittss, masih ada lagi lho keutamaan yang lain...
Seorang anak penghafal alquran akan memancarkan cahaya kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan didunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” [HR. Al Hakim]. Jadi, sungguh sangat beruntung orang tua yang memiliki anak seorang penghafal alquran, karena hal itu akan menjadi amal jariyah yang akan diperhitungkan di hari kiamat nanti.

So, setelah mengetahui kebaikan yang akan diperoleh seorang penghafal alquran, apakah kita mau untuk memulai menghafal? Kegiatan ini bisa menambah amalan baik kita selama Ramadhan yang sebentar lagi akan datang. Ini akan menyeimbangkan kegiatan yang selama ini kita lakukan untuk dunia dengan amalan-amalan yang kita lakukan untuk mengejar akhirat.

Tidak perlu langsung banyak ayat yang dihafal. Kita memulai dengan sedikit ayat, mulai dari surat yang pendek. Semakin lama kita menghafal, semakin banyak ayat alquran yang bisa kita hafalkan.

Yakinlah dengan semakin banyak muslim yang menghafal alquran kemudian mengamalkannya maka umat lain akan melihat bahwa umat Islam adalah umat yang maju dengan Alquran.

Sumber:
http://prasetyowidi.wordpress.com/2008/07/19/keutamaan-membaca-alquran/
http://dkmfahutan.wordpress.com/2007/07/30/keutamaan-menghapal-al-quran/

Senin, 18 Agustus 2008

10 year-old friendship

We have been friends for 10 years. Sempet pisah waktu SMA dan kuliah,tapi alhamdulillah tetap bisa keep in touch satu sama lain.
Memang indah kalau kita bisa menjaga silaturahim.
Sebenernya udah lama mau ngadain ketemuan, tapi selalu gagal karena ada aja agenda lain yang "menghalangi".
Akhirnya kita coba lagi untuk arrange waktu dan tempat. Alhamdulillah, finally kita bisa sempat meluangkan waktu sejenak buat ketemuan...Wahh senangnya...
Agenda di bulan Ramadhan, insya Allah akan ngadain buka puasa bareng... Semoga bisa... (^_^)

Kamis, 14 Agustus 2008

Resep Diet Sehat

Penyebab utama terjadinya timbunan lemak dalam tubuh adalah jumlah karbohidrat yang tidak terpakai dalam metabolisme. Sumber dari karbohidrat itu sendiri adalah berasal dari nasi, gandum, umbi-umbian, etc.

Sebenarnya, kebutuhan porsi nasi untuk orang-orang yang profesinya bukan kuli pelabuhan adalah maksimum 100 gram untuk sekali makan. lebih dari itu maka karbohidrat yang tidak terpakai dalam sistem metabolisme tubuh akan mengendap menjadi cadangan lemak.

Kalau mau mengurangi berat badan maka harus mengurangi karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh. Caranya adalah dengan mengurangi porsi nasi yang biasa dimakan. hal ini dapat dilakukan secara bertahap, karena sebenernya prinsip diet adalah bagaimana seseorang dapat membiasakan sistem dalam tubuhnya dengan kebiasaan yang baru. Hal ini harus dilakukan secara bertahap sampai tubuh terbiasa dengan sistem yang baru. Ketika tubuh kekurangan karbohidrat dalam metabolismenya, maka cadangan lemak akan digunakan untuk sistem metabolisme. Dengan demikian lemak akan semakin berkurang.

Ada tips untuk diet ini:
  1. Untuk dua minggu pertama kurangi porsi nasi sebanyak 1/4 dari porsi biasanya. Lakukan setiap makan. Dua minggu berikutnya kurangi lagi 1/4 dan begitu seterusnya hingga berlangsung selama dua bulan.
  2. Porsi lauk pauk, sayuran dan lainnya secukupnya saja.
  3. Setelah dua bulan, bagi yang ingin menghilangkan nasi sama sekali itu boleh saja, tapi bagi yang tetap akan mengkonsumsi nasi maka makan nasi dengan porsi yang paling terakhir (porsi yang paling sedikit).
  4. Berikut ini ada contoh menu makan sehari-hari yang direkomendasikan oleh dokter: untuk sarapan SUSU KEDELAI dan 2 pieces ROTI GANDUM; makan siang IKAN MAS 1 EKOR+SAYUR+TAHU+TEMPE; makan malam menunya bisa disamakan dengan makan siang. Contoh menu tersebut adalah untuk orang yang benar2 tidak mengkonsumsi nasi.
  5. Untuk orang-orang yang akan tetap mengkonsumsi nasi silakan menyesuaikan menu tersebut.
  6. Yang paling penting untuk diingat adalah: JANGAN NGEMIL.
  7. Kalau ditambah olahraga, hasil akan lebih maksimal.
Dengan diet ini insya Allah tidak akan menyebabkan sakit maag.

NB:
untuk masa awal, biasanya efek dari pengurangan nasi adalah seseorang akan merasakan pusing layaknya orang yg laper. tapi sebisa mungkin acuhkan perasaan itu karena setelah dua bulan tubuh akan mulai bisa beradaptasi dengan sistem yang baru.


Kalau diet ini dilakukan dengan disiplin, dalam dua bulan bisa menurunkan berat badan +/- 4kg

Okay. Selamat mencoba.

Selasa, 12 Agustus 2008

Cuma 10 Menit

Menimba ilmu bukan hanya di kelas perkuliahan aja, tapi lewat berdiskusi atau sharing atau mencari informasi tentang sesuatu hal yang ingin diketahui atau apa pun namanya itu bisa menambah wawasan keilmuan kita lho. Nah, membaca buku adalah salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan ilmu, the most common way for most people in the world.

Sebenernya ini pengalaman baru. Bertemu dengan beberapa teman baru dan banyak berdiskusi ternyata membuat cara berpikirku berubah. Kalau dulu aku cenderung untuk membatasi buku-buku yang mau dibaca, sekarang justru jadi pengen tau banyak buku-buku yang isinya (mungkin) berseberangan dengan pemikiran kita atau buku-buku yang aku hindari karena aku beranggapan bahwa isinya ga mungkin bisa aku pahami.

Beberapa judul buku yang merupakan tema baru buatku (untuk bulan Juli ini): Atas Nama Tuhan, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan (Khaled Abou El Fadl), Aku Beriman Maka Aku Bertanya, Aku Menggugat Maka Aku Kian Beriman (Jeffrey Lang), Dua Wajah Tuhan (kalo ini filsafat bangedh), Marketing Revolution (TDW), Becoming A Star, 1 Million 2nd Chances (Mario Teguh) dan beberapa buku lainnya (pe-er membaca masih banyak niy ^_^; ). Ternyata membaca buku-buku seperti itu bisa nambah kosakata (ini tahapan yang paling awal) dan nambah pengetahuan yang sebelumnya mungkin kita ga akan pernah tau kalau kita ga mau baca (pokoknya banyaklah manfaat yang bisa diambil).

Membaca buku-buku (yang mungkin berseberangan dengan pemikiran kita) bukanlah hal yang salah/harus dihindari. Justru bisa membuat kita menjadi lebih bijak dalam berpikir. Pernah denger pepatah tentang ilmu padi? Tanaman padi semakin berisi akan semakin merunduk. Begitu juga hal ini akan terjadi pada orang yang berilmu, semakin berilmu maka seseorang akan semakin low profile. Dia akan menjadi orang yang berpikir lebih bijak, tidak mudah menilai sesuatu itu negatif, tidak mudah underestimate terhadap seseorang atau sesuatu hal dan bisa menghargai orang lain. Seseorang akan berpikir panjang ketika dia menghadapi berbagai situasi dan bersikap open mind terhadap sesuatu hal yang baru.

Seorang teman pernah mengatakan bahwa ilmu yang di-sharing itu akan menjadi semakin tajam. Karena tentu aja pengetahuan kita akan semakin berlipat ganda. Kalau diibaratkan perhitungan matematis 1+1=2 maka hal ini ga berlaku. Tapi 1+1=banyak. Karena 1 kepala + 1 kepala maka akan menghasilkan banyak pengetahuan/pemikiran baru. Satu hal yang aku percaya bahwa ketika kita mau belajar, apapun ilmu pengetahuan itu (asalkan bukan ilmu hitam ya…hehehe) insya Allah akan bermanfaat selama orang itu mau berusaha berpikir dan mencari manfaat dari ilmu tersebut. Bukankah wahyu yang pertama turun Q.S. Al Alaq:1 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”.

So, mulai dari sekarang yuk kita membiasakan diri untuk membaca. At least satu hari kita meluangkan waktu untuk membaca minimal 10 menit. Dan cobalah untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan leher ke atas minimal sama dengan kebutuhan leher ke bawah. Artinya uang yang kita keluarkan untuk kebutuhan otak kita minimal sama dengan uang yang kita keluarkan untuk kebutuhan perut kita….ini saran dari Pak Tung, aku dapet waktu ikut seminarnya (^_^).

Hayoo ngaku siapa yang suka beli buku tapi ga dibaca atau ga selesai dibaca??? Hehehe.... harus diubah tuh kebiasaan kayak gituw...

Kebiasaan membaca bisa juga lho ditularkan ke orang lain. Ajak aja seseorang berdiskusi, terus pancing2 aja untuk membaca referensi tertentu. Kalau orang itu mau berpikir maka dia akan melakukan saran yang baik itu. Kalau ada kebaikan yang ditawarkan kepada kita apakah akan kita tolak??? Kalau ada orang yang menolak kebaikan maka bisa jadi dia termasuk orang yang merugi. JUST THINK DEEPLY (^_*).

Jumat, 23 Mei 2008

The Rendesvouz of TINERS 40












20 Mei 2008...
bertepatan dengan seabad kebangkitan nasional...
TIN 40 juga ngadain reunian...
tapi ini bukan dalam rangka menyambut seabad kebangkitan nasional sih... Well,temen2 pada bisa kumpul hari ini. So kebetulan aja bareng sama hari Kebangkitan Nasional :)

Ga disangka-sangka yang dateng melebihi ekspektasi panitia. alhasil makan siang yang udah disiapin mesti di-rearrange supaya semua kebagian.
Yah,kapan lagi bisa ngumpul kayak gini.

Maybe, in a few months they will have another business which can make them busier than before
.
Thank God! We still can have a reunion... And it seems we will have another rendevouz on August, because one of our friends will get married... Barakallahu... ^_^

Kamis, 22 Mei 2008

The Wedding

Time goes by. And I get good news, my friend will have a wedding ceremony on 1st June in Tegal. I hope I can reach Tegal to attend the wedding ceremony.

Nice to hear about it because this is what I've been waiting for... (lho koq jadiaku yang menunggu-nunggu)... Iya, karena aku mengikuti prosesnya dari awal dan aku jadi ikut deg-degan alias harap-harap cemas ^^

Semoga segala pesiapan lancar dan sampai hari H pun seperti itu. Amin

Selasa, 22 April 2008

Baru buat blog di sini... Jadi belum terlalu banyak posting... Hmm, enaknya posting apa ya?