Tiga kata itu saling melengkapi. Ketika usaha sudah dilakukan secara maksimal, maka berdoa dan menyerahkan segalanya pada Allah menjadi penutup yang sempurna. Walau terkadang hasil yang kita harapkan tidak sesuai, itulah yang terbaik saat ini. Manakala harapan itu melebur dalam doa yang dikabulkan, puji syukur kita kepada Allah begitu besar.
Lalu, apakah aku harus menangisi doa yang belum terkabul? Tidak demikian. Karena Allah tidak tuli, Allah Maha Mendengar. Teruslah meminta karena bisa jadi ada sesuatu yang jauh lebih baik yang sudah disiapkan Allah untukku.
Seorang sahabat mengirimkan kutipan yang indah, “Dalam makna memberi posisi kita sangat kuat. Kita tidak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah atau melankolis saat kasih kandas karena takdirNya. Sebab di sini kita justru sedang melakukan sebuah ‘pekerjaan jiwa’ yang besar dan agung, MENCINTAI” (Anis Matta dalam serial cinta).
Begitulah adanya hidup ini. Semua keputusan berada dalam genggamanNya, Sang Pemilik Jiwa. Kita hanya diminta untuk menjalani apa yang menjadi takdirNya, diikuti dengan ikhtiyar yang dapat kita lakukan dan terus menerus berdoa.
Selasa pagi yang sejuk,
4 Januari 2011