Mengeluh… satu kata yang selalu dilakukan oleh manusia di dunia. Karena memang itulah sifat dasar manusia seperti yang tercantum di dalam al Quran surat Al Ma’aarij (70) ayat 19-21 tentang tiga sifat tercela yang sering melekat pada manusia yaitu keluh kesah, frustrasi, dan kikir. Boleh siy kita mengeluh sekali-sekali, tapi kalau kita punya temen yang selalu mengeluh mengenai keadaan kehidupannya....how come?!?
Ceritanya siy, aku punya temen. Dia udah punya pekerjaan dengan gaji jauh di atas UMR. Dia bisa kerja sekaligus kuliah ekstensi S1. dengan gaji yang dia peroleh, dia mendapat amanah dalam pekerjaannya untuk bisa tetep masuk hari minggu, dimana bagi sebagian besar karyawan lain itu adalah waktu berlibur.
Suatu hari temenku itu mengeluh bahwa dia ga bisa mengikuti acara2 keluarga, reunian sekolah, dan lain2. aku heran aja, apa dulu sebelum menerima kerjaannya yang sekarang dia tidak mempertimbangkan hal ini ya. Aku pikir ini adalah konsekuensi dari pekerjaan yang dia jalani.
Kalau saja dia bisa mengikis kebiasaannya mengeluh dan melihat sisi positifnya bahwa dia sudah memiliki pekerjaan (di antara sekian banyak pengangguran di Indonesia) dan dia bisa menjalani pekerjaan sekaligus kuliah, bukan kah itu adalah hal yang patut disyukuri? Well, every cloud has silver lining. Just look at the bright side (^_^)
Aku pernah mendengar seorang narasumber berbicara di sebuah talkshow di radio. Bahwa untuk urusan duniawi, jangan kita melihat ke atas tapi coba lah lihat ke bawah. Jika dibandingkan dengan kondisi kita sekarang, mungkin kondisi kita masih jauh lebih baik daripada orang lain di sekitar kita. Tapi untuk urusan akhirat, kita sebaiknya selalu melihat ke atas. Karena dalam hal ini kita sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) seperti yang tercantum dalam Q.S. al-Baqarah: 148